Super Tucano
Super Tucano adalah pesawat tempur taktis EMB-314 yang diproduksi
oleh Embraer, perusahaan pesawat terbang asal Brasil. Pesawat ini
merupakan pesawat latih lanjut yang digunakan oleh TNI Angkatan Udara (TNI
AU).
Super Tucano memiliki berbagai kemampuan, di antaranya: Mampu
melakukan pengintaian, Mampu melakukan serangan darat, Mampu melakukan
penumpasan pemberontak, Mampu melakukan pengawasan udara, Mampu melakukan
pertahanan udara.
Super Tucano memiliki beberapa spesifikasi, di antaranya:
·
Memiliki mesin Pratt & Whitney Canada PT6A-68C Turbo
Propeller
·
Memiliki kecepatan jelajah 530 km/jam dan kecepatan maksimum 560
km/jam
·
Mampu membawa bom dan rudal dengan total berat 1.550 kg
·
Memiliki sistem Forward Looking Infrared (FLIR) untuk membidik
sasaran
·
Memiliki sistem pertahanan diri seperti RWR (Radar Warning Receiver),
MAWS (Missile Approach Warning System), dan chaff/Flare
Dispenser
Dua pilot bersama dua awak pesawat TNI AU turut jatuh bersama pesawat tempur Super Tucano yang mereka kemudika kala mengudara di Pasuruan.
Kedua pilot tersebut masing-masing mengendalikan pesawat dengan kode
TT-3111 dan TT-3103 yang berakhir jatuh di Desa Keduwung, Kecamatan
Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11/2023).
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama R Agung
Sasongkojati mengungkap kedua pilot sempat kehilangan kontak dengan
markas.
"Kedua pesawat tersebut lost contact pada pukul 11.18 WIB," beber Agung
kepada wartawan, Kamis (16/11/2023).
Masing-masing pilot yakni Letkol Sandra Gunawan dan Mayor Penerbang
Yudha A Seta.
Berikut profil dua pilot pesawat tempur TNI yang jatuh di Pasuruan
itu.
Profil Letkol Sandra Gunawan
Letkol Sandra Gunawan menjadi pilot Super Tucano TT-3111 kala musibah
ini terjadi. Ia mengudara didampingi oleh Kolonel Adm Widiyono sebagai
awak terbang.
Sandra Gunawan ternyata merupakan lulusan terbaik Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan ke-56 di Lembang, Bandung
Barat.
Adapun ia bergabung dengan TNI AU dan lulus Akademi Angkatan Udara
(AAU) angkatan 2004.
Mengutip laman resmi TNI AU, perwira TNI AU ini memiliki julukan
Chevron Barracuda berkat kepiawaiannya mengudara.
Profil Mayor Penerbang Yudha A Seta
Mayor Penerbang Yudha A Seta menjadi pilot kedua yang turut tertimpa
musibah pesawat tempur TNI. Yudha A Seta didampini oleh awak terbang
Kolonel Penerbang Subhan. Keduanya mengoperasikan Super Tucano
TT-3103.
Nasib kedua pilot Super Tucano
Sebelumnya dilaporkan bahwa salah satu dari empat perwira TNI AU
tersebut meninggal dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi pada Kamis (16/11/2023)
melaporkan bahwa ada warga yang sempat minta kantong jenazah.
Adapun BPBD dan warga setempat bahu membahu untuk mengevakuasi para
awak terbang pesawat tempur TNI itu.
Sayang, Sugeng urung bisa memastikan siapa pilot maupun awak yang
dievakuasi dalam keadaan meninggal.
Evakuasi juga dikerahkan oleh TNI AU yang menggandeng Basarnas untuk
mengevakuasi Letkol Sandra dan rekan-rekannya. Hingga kini, tim evakuasi
masih berupaya menyelamatkan para korban.
Berdasarkan kabar terbaru, tiga jenazah awak pesawat tempur TNI AU
tersebut telah ditemukan sementara satu korban lain masih dalam
pencarian, yakni Letkol Sandra Gunawan.
"Saat ini dua jenazah sudah ditemukan, yaitu almarhum Mayor (Pnb) Yuda
A Seta dan Kolonel (Pnb) Subhan," ucap Kadispenau Marsma Agung
Sasongkojati.
Copas dari
https://www.suara.com/lifestyle/2023/11/16/201323/profil-2-pilot-pesawat-tempur-tni-au-super-tucano-yang-jatuh-di-pasuruan
No comments:
Post a Comment